Langsung ke konten utama

Melintasi Cirebon dan Jatuh Cinta


Memasuki Cirebon

Sayangnya, saya hanya melintasi Cirebon setiap kali mudik dari Bogor ke Jawa Timur. Sepanjang perjalanan saya menikmati suasana kota. Dengan mengendarai mobil keluarga, seharusnya saya lebih leluasa singgah lebih lama di Kota Cirebon. Nyatanya, belum pernah berhenti sekalipun.

Padahal, sesungguhnya saya sangat penasaran dengan keraton, kuliner dan tempat wisatanya. Makan empal gentong di Bogor sudah pernah, namun malah belum pernah merasakannya langsung di kota asalnya.  Saya sudah menahan hasrat ingin mampir ke Trusmi, sentra batik Cirebon yang motifnya khas. Ingin juga mampir Pasar Kue Setu untuk membeli oleh-oleh.  Hmm..banyak, banyak sekali daya pikat Cirebon.


Tapi kondisi yang menimpa kami setiap tahunnya adalah mudik dengan kelelahan, macet dan ingin segera sampai di tujuan. Apalagi waktu cuti yang singkat membuat kami tak berkutik.  Maka yang kami bisa hanyalah melintas saja di jalur pantura Cirebon. Begitu ditandai dengan perahu-perahu di sisi kiri jalan, disitulah saya tahu sudah tiba di Cirebon.



Suatu ketika nanti saya harus memuaskan penasaran. Berkunjung dengan leluasa dan menginap di hotel bintang 5 ternama.

Baru-baru ini, saya mendengar kabar bahwa Cirebon terpilih oleh perusahaan elektronik Jepang untuk mendapatkan 2000 CCTV dalam rangka menuju rencana Cirebon Smart City.  Juga berita bahwa Cirebon memang tengah diprogram menjadi smart city.


Sebagai pemudik yang melintasi Cirebon setiap tahunnya, kabar inipun membawa angin segar bagi saya. Sudah sepantasnya kota-kota di Pantura, seperti Cirebon, memulai menata diri menjadi kota pintar. Bayangkan, jika 844.718 kendaraan mudik pada lebaran 2015 yang lalu (Sumber www.republika.co.idhttp://www.republika.co.id) dinilai sebagai potensi. Sebagian kendaraan melintasi jalur Pantura, sebagian menggunakan tol Cipali (Cikopo-Palimanan) yang baru dibuka tahun ini.  Angka yang potensial bagi pendapatan Cirebon apabila berhasil mengajak sebagian mereka singgah lebih lama atau kembali berkunjung di hari lain.

Pantura, pada sisi tepi Cirebon
Adanya GTO mempermudah pengguna jalan, salah satu wujud smart city
Smart city adalah kota yang telah menggunakan aplikasi digital dalam berbagai aspek kehidupan di kotanya. Pada smart city, situasi kota diketahui secara langsung melalui akses digital oleh pengelola, warga, dan calon pendatang. Adapun kriteria penting dalam membangun smart city adalah adanya smart mobile service, adanya infrastruktur bagi mobile communication, masyarakatnya mampu bertransformasi menjadi smart mobile citizen. Smart city ditandai dengan keterbukaan data dan informasi secara digital serta operasional layanan yang menuju ke arah contactless (minimal tatap muka). Sebagai contoh adalah akses informasi demografi, penggunaan e-money, e-banking, e-sercive, dan e-commerce.


Beberapa aspek kongkret yang diharapkan pemudik dari Cirebon Smart City adalah:



1. Informasi lalu lintas yang akurat dan update dari berbagai aplikasi digital, service center dan akun sosial media polisi lalu lintas dan jasa marga. Jadi misalnya ada kemacetan atau kecelakaan dapat diketahui oleh mereka yang akan melintas dan bisa mencari jalur alternatif.



2. Gerbang tol  otomatis (GTO) diperbanyak agar semakin contactless. Apalagi dimusim mudik lebaran, dengan GTO proses pembayaran tol lebih cepat.



3. Informasi lengkap, akurat dan update tempat singgah terdekat baik itu tempat makan, wisata, pusat perbelanjaan, pusat oleh-oleh, SPBU, tempat ibadah dan hotel. Informasi ini bisa ditampilkan melalui web dan aplikasi internet, atau dengan menambah papan informasi digital di pinggir jalan. Seperti misalnya saat saya mencari pilihan hotel dari aplikasi mobile. Mudah bagi siapapun untuk menemukan hotel terbaik asalkan semua informasi telah termuat di internet.

Kemudahan pesan hotel dari smartphone
4. Kemudahan jaringan internet cepat tanpa ada blank spot sejak dari pinggiran kota. Saya biasa menggunakan google maps untuk petunjuk jalan dan mencari berbagai informasi tempat singgah, jadi sangat mengandalkan jaringan internet cepat. 

Kemudahan akses Google Map
5. Keamanan kota dan pinggiran kota ditingkatkan. Jika CCTV yang dari Jepang tersebut telah berfungsi, maka dari berbagai sudut kota akan terpantau dan memudahkan petugas keamanan untuk mengamankan. Oiya CCTV ini tak hanya identik dengan memantau kejahatan, tetapi juga untuk memantau ketertiban berlalu lintas, ketertiban bersosial dan kebersihan. Pelanggar ketertiban dihukum tegas dan dikenakan sanksi sosial, misalnya diupload ke sosial media. Peningkatan ketertiban, keamanan dan kebersihan ini akan berdampak positif bagi warga Cirebon, juga bagi pemudik dan wisatawan.


6. Jalan tol Cipali yang panjang bisa disulap menjadi etalase Cirebon. Tampaknya menarik jika di kanan, kiri atau di atas jalan dipasang display LCD monitor yang besar berisi promo pariwisata dan budaya Cirebon. Seru kan? Apalagi jika rest area ditambah dan dikelola dengan rapi  Rest Area sekaligus sebagai tempat belanja oleh-oleh dan kerajinan khas Cirebon. Ini tentunya menyenangkan bagi pelintas yang tidak sempat mampir ke kota Cirebon.


Jalan tol bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pemudik. Lansekap tol yang indah menjadi wisata jalan yang mengesankan.  Buat saya, memandang lansekap dari dalam mobil sudah menjadi bentuk wisata tersendiri.
Tol Cipali, lengang di hari biasa, padat saat lebaran
Gerbang tol Mertapada yang cantik dan unik

Andaikan papan informasi ini diganti LCD monitor yang selalu update. Keren ya?
Suasana tepi tol Kanci yang indah
Saya melintasi Cirebon dan jatuh cinta. Segera saya ingin singgah dan mengukir cerita. Semoga segera Cirebon berhasil mewujudkan dirinya sebagai smart city, yang tentunya akan membuat pemudik pun hepi.



Komentar

  1. mba Arin kampung halamannya dimana?

    BalasHapus
  2. Saya juga belum pernah mampir ke cirebon

    BalasHapus
  3. Melintas2 doang. Dulu pernah udah diniatin mampir Cirebon, malah lambungku kumat, langsung bablas Jkt deh.

    BalasHapus
  4. Skrg segala informasi akurat mudah didapat, ya. Tapi, penyajian untuk umum memang masih terbatas. Masih sebatas akses via handphon ya, Mbak.

    BalasHapus

Posting Komentar