Langsung ke konten utama

Childhood dan Pertamax : Menanamkan Konsep Kebaikan Masa Depan


Anak-anak ibarat kertas putih, maka apapun yang tertulis pertama akan meninggalkan bekas.  Karena itu, tulislah sesuatu yang baik pada masa kanak-kanak (childhood) mereka. Agar kelak yang terbaca adalah kebaikan.



Kalau ditanya, apa yang paling saya ingat dari masa kecilku? 
Mainan? _Ya, diantaranya. 
Teman-teman dan petualangan masa kecil?_ Ya, seru tak terlupakan.  

Namun lebih dari itu, ada yang lebih berkesan dan saya ingat. Yaitu tentang bagaimana saya dan kedua orang tua berinteraksi.


Sudah berlalu 30 tahun lebih, saya masih ingat cara saya menyusu pada Ibu, sambil sebelah tangan masuk ke dalam lengan baju ibu. Sungguh lekatan yang terjadi saat menyusui terbawa dalam ingatan hingga sekarang. ASI bukan hanya nutrisi fisik, ASI juga memberikan nutrisi batin melalui proses pemberiannya. Dan hari demi hari, saya mengenal sosok ibu sangat penyabar, sejauh saya ingat, tidak pernah marah apalagi memukul. Kalau tidak berkenan, ibu bersikap diam.


Bapak saya wiraswasta di rumah, beliau banyak bermain dengan saya. Permainan sepak bola di teras rumah sering kami lakukan berdua saja. Sebagai anak bungsu dengan usia terpaut jauh dari kakak-kakak, memposisikan Bapak sebagai lawan main satu-satunya. Bapak sering mengalah untuk saya, agar saya tidak kecewa.


Sangat membekas, bagaimana Bapak mengijinkan saya membaca buku cerita selain buku pelajaran, sementara kakak-kakak melarang saya . "Adikmu sedang belajar." Kata Bapak. Saya tertegun dengan kepercayaan bapak pada saya. Di saat orang lain mengkuatirkan sikap saya, bapak memberikan kepercayaannya. Saya belajar bertanggung jawab dari hal ini.


Dan ketika nilai rapor saya jatuh karena buruknya niat belajar, bapak tidak marah sedikitpun. "Bapak tidak mau menyesali yang sudah terjadi, yang penting setelah ini kamu lebih giat belajar." Dua hal yang saya dapatkan sekaligus, tentang optimisme dan penghargaan akan proses. 


Saya mengingat, bagaimana ibu selalu menyediakan kebutuhan sekolah, termasuk buku-buku baru yang harganya tidak murah. Padahal saya tahu ibu uangnya tidak banyak, tapi kok selalu ada saja uang untuk keperluan sekolah. Ternyata ibu menghemat uang belanja untuk tabungan keperluan sekolah. Kedua orang tua saya mengutamakan pendidikan ke 7 anaknya diatas keperluan lain. Bahkan, pendidikam lebih penting daripada memiliki rumah sendiri. Buktinya, orangtuaku baru memiliki rumah ketika saya berangkat kuliah, dan sebagian besar kakak-kakak saya telah mapan.


"Bapak tidak mewariskan harta, karena kelak kamu bisa mencarinya sendiri. Warisan Bapak dan Ibu adalah ilmu dan nasehat. Seberapa banyak kamu bisa ambil manfaatnya, sebesar itulah warisan yang kamu terima, Nduk"


Itulah masa kanak-kanak saya yang tak terlupakan. Orangtua saya telah berusaha sekuat tenaga membentuk karakter dan menanamkan konsep-konsep kebaikan hidup sebagaimana yang mereka yakini. Agar saya mampu menjalankan hari-hari dengan harapan-harapan yang baik. 


Kasih sayang, cinta dan ilmu adalah warisan paling mulia yang saya dapatkan. Manfaatnya terbawa seterusnya, bahkan ketika kedua orangtua saya telah tiada.


Menanamkan konsep hidup paling efektif pada usia kanak-kanak


Masa kanak-kanak adalah tahapan hidup yang sangat penting. Masa kanak-kanak membentuk masa depan. Masa emas seorang anak terjadi pada usia 1 – 5 tahun. Pada masa ini otak mengalami perkembangan yang sangat pesat dimana jaringan koneksi otak terbentuk dan aktif sehingga mampu menyerap informasi maupun merespon stimulasi baru dengan kecepatan dua kali lebih cepat dari orang dewasa. Periode 0-5 tahun adalah titik kritis yang menentukan ke arah mana jiwa anak akan dikonsep. 


Konsepsi-konsepsi kehidupan masih dapat berubah seiring proses perkembangan dan kondisi lingkungan, akan tetapi apabila arah pandangan hidup sudah tertanam, keteguhan akan terbawa hingga dewasa, baik positif maupun negatif.


Masa kanak-kanak yang bahagia dan penuh kasih sayang menuntun anak menjadi pribadi yang utuh, mampu menjalankan kehidupan yang lebih baik di masa depan. 


Anak mampu menilai dirinya sendiri mengikuti penilaian orangtua dan lingkungan terhadap dirinya. Jika seorang anak diterima dan dibanggakan oelh keluarganya, percaya dirinya akan tumbuh, jiwanya tentram. Kebaikan jiwanya ini mempengaruhi sikap dan perilakunya untuk lebih baik dan menyayangi sesama.


Jika yang terjadi sebaliknya, anak menjadi rapuh, kurang percaya diri dan sikap-sikapnya dapat merugikan diri dan lingkungan. Jika kita menemui anak yang seperti ini, apa yang akan kita lakukan? Membiarkan atau menyelamatkan?


Masa kanak-kanak yang tidak bahagia dan penuh cobaan, membutuhkan perjuangan lebih besar untuk menyelamatkan pribadi anak dari pesimisme. Perlu banyak dukungan agar dia dapat membangkitkan semangat dan percaya dirinya. 


Dalam dua kondisi masa kanak-kanak yang berbeda di atas, saya tidak ingin kehilangan optimisme tumbuh kembang anak-anak di masa mendatang. Yang perlu disesuaikan adalah bentuk dukungan.





Kenapa anak-anak perlu dilindungi?


Karena secara fisik dan mental anak-anak lebih lemah daripada orang dewasa. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal. 


Anak-anak bisa terlahir dalam kondisi dan situasi berbeda. Namun sesungguhnya anak-anak tetap mempunyai hak-hak yang sama. Menyelamatkan masa kanak-kanak adalah dengan melindungi hak anak. Menurut Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, ada 10 Hak Anak Dunia, yaitu: 
Hak untuk bermain, Hak mendapatkan pendidikan, Hak mendapatkan perlindungan, Hak mendapatkan nama dan identitas, Hak mendapatkan status kebangsaan, Hak mendapatkan makanan, Hak mendapatkan akses kesehatan, Hak mendapatkan rekreasi, Hak mendapatkan kesamaan,Hak memiliki peran dalam pembangunan.

Yang paling bertanggung jawab terhadap pemenuhan hak-hak anak adalah orangtuanya, didukung oleh semua elemen masyarakat dan pemerintah.





Melanjutkan tongkat estafet sebagai orangtua.

Mengingat kembali masa kanak-kanak, betapa kedua orang tua saya telah berusaha memenuhi hak-hak kami sebagai anak. Dan kini saatnya saya memenuhi hak-hak anak-anak saya. 

"Kids don't remember what you try to teach them. They remember what you are." (Jim Henson)

Setiap hal yang kita ajarkan pada anak, tidak akan berarti jika kita tidak memberinya contoh. Anak-anak lebih mudah meniru yang dilihatnya, daripada harus mencerna apa yang hanya didengarnya. Karena itu cara terbaik menanamkan suatu kebaikan adalah dengan menjadikan orangtua sebagai contoh.


Ada banyak pintu untuk memenuhi hak-hak anak dan membentuk mereka memiliki karakter yang baik.  Karakter baik inilah yang sangat penting untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan luhur. Optimis, belasan hingga puluhan tahun mendatang, jika kita menanam kebaikan hari ini pada anak-anak, maka kelak kebaikan yang akan kita tuai. 


Sebanyak mungkin orangtua memperkenalkan konsep kebaikan pada anak, diantaranya dengan mengajarkan anak menentukan pilihan yang benar, baik dalam memilih tindakan ataupun memilih barang. Misalnya lebih baik bangun pagi daripada siang, lebih baik membaca buku daripada menonton TV, lebih baik memilih makanan rumahan daripada jajan. 


Begitu juga dalam menjaga lingkungan di luar rumah, seperti saat berlalu lintas. Walaupun anak-anak belum menggunakan kendaraan bermotor,  sepantasnya orangtua memperkenalkan kebiasaan terbaik dalam memilih bahan bakar,  yaitu Pertamax. 




Pertamax memiliki konsep kebaikan masa depan.


Pertamax adalah bahan bakar ramah lingkungan, sehingga mampu menjaga mesin berkerja lebih tahan lama, irit bahan bakar dan keluaran yang bersih.

Menggunakan Pertamax mengajarkan konsep kebaikan kepada kita.

Konsep berhemat.

Hemat bukan berarti membeli murah. Hemat artinya menggunakan sesuatu secara efisien. Pertamax harganya Rp. 9500/ liter, memang sedikit lebih mahal dari Premium yang harganya Rp. 6500/liter. Namun penggunaan Pertamax irit bahan bakar dan mesin mobil lebih awet. Hasil akhirnya, penggunaan Pertamax lebih hemat.

Konsep cinta lingkungan.

Komposisi Pertamax menerapkan teknologi ecosave yang menghasilkan pembakaran lebih sempurna pada mesin.  Artinya, penggunaan Pertamax akan akan mengurangi polutan berbahaya seperti gas racun Carbon Monoksida (CO). Pertamax juga tidak menggunakan campuran timbal ataupun logam lainnya, sehingga bersahabat dengan kesehatan dan lingkungan. 

Konsep berbagi. 
Subsidi dibayarkan pemerintah pada setiap liter Premium, tidak demikian  halnya dengan Pertamax.  Pertamax adalah BBM Non Subsidi. Menggunakan Pertamax berarti pula peduli dengan masyarakat tidak mampu. Kuota BBM bersubsidi dapat dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan anak dari golongan kurang mampu. 

Konsep kualitas prima.

Pertamax adalah produk kualitas prima yang di produksi oleh Pertamina. Kualitas Pertamax di atas bahan bakar minyak (BBM) dari Stasiun Pengisian Bahan bakar Minyak (SPBU) asing yang harganya lebih murah dengan oktan yang setara Pertamax. Pertamax adalah bentuk layanan terbaik Pertamina terhadap konsumen. 



Penggunaan Pertamax = mendukung terpenuhinya hak anak

Secara konkrit, semakin banyak orang menggunakan pertamax, semakin banyak hak-anak terpenuhi. Pertamax, bersama Pertamina dapat mengkaji dan kemudian melaksanakan ide-ide berikut:
  1. Pertamina mengkampanyekan penggunaan Pertamax sehingga alokasi subsidi pemerintah dapat digunakan untuk pendidikan dan kesehatan anak. Dalam pelaksanaannya, perlu kepedulian semua pihak agar dana subsidi benar-benar sampai pada sasaran.
  2. Pertamina mengkampanyekan manfaat penggunaan Pertamax untuk mencegah kerusakan lingkungan. Penggunaan Pertamax turut andil memenuhi hak anak dalam bidang lingkungan tempat tinggal yang layak.
  3. CSR Pertamina bergerak ke sekolah-sekolah untuk menanamkan pengertian tentang manfaat penggunaan Pertamax sehingga anak-anak mengenal Pertamax sejak dini. Tentunya dengan cara yang menyenangkan.
  4. Pertamina membuat multimedia edukatif tentang penyelamatan lingkungan dan penggunaan Pertamax yang diberikan secara gratis ke sekolah-sekolah.
  5. CSR Pertamina mengadakan Parenting education. Karena untuk mendapatkan anak-anak yang terdidik diperlukan orangtua yang terdidik. Terdidik disini bukan berarti sekolah formal yang tinggi. Pendidikan orangtua adalah bagaimana orangtua diberi pengertian dan pendidikan bagaimana seharusnya memperlakukan anak. Pemahaman orangtua atas konsep kebaikan Pertamax akan menanamkan kebiasaan baik menggunakan Pertamax di masa mendatang.

Anak-anak adalah pelaku masa depan. Masa keemasan mereka yang selayaknya diisi dengan konsep-konsep kebaikan. Masa kanak-kanak (Childhood), seperti halnya Pertamax, menanamkan konsep kebaikan di masa mendatang. Semoga kelak, kebahagiaanlah yang mereka ingat tentang masa kanak-kanaknya.



Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog  Pertamina @PertamaxInd #ApaIdemu, periode Juli 2013 dengan tema "All about childhood"


Dan menjadi juara utama

Komentar

  1. Wah... seperti biasa. Tulisannya baguuuus. Udah ketebak nih siapa pemenangnya. Semoga menang :)

    BalasHapus
  2. Speechless.. ~ Anak-anak ibarat kertas putih, maka apapun yang tertulis pertama akan meninggalkan bekas. Karena itu, tulislah sesuatu yang baik pada masa kanak-kanak (childhood) mereka. Agar kelak yang terbaca adalah kebaikan.

    BalasHapus
  3. kereen mbak...btw, fotonya pas kecil mirip banget ya dengan sekarang...masih keliatan imut...:-)

    BalasHapus
  4. Baguuuus Rin....semoga menang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..terimakasih mba Eka. Bulan depan ikutan yuk

      Hapus
  5. As usual, tulisan mbak arin selalu komplit dan keren. gudlak ya mbak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thankyou mba Eky..awalnya agak susah nencari garis merah antara childhood dan Pertamax, Alhamdulillah ketemu juga :)

      Hapus
  6. Selalu kereeen tulisanmu mbak, moga menang yaaaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin, terimakasih sudah mampir. Semoga manfaat ya

      Hapus
  7. ya allohh foto kecilnya gak berubahhhh . Tulisannya juga selalu mengalir :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda, tapi gak kelihatan...sekarang udah banyak kerutan hihihi

      Hapus
  8. good luck ya mbak. mudah-mudahan periode depan aku bisa ikutaaan. udah feeling nih siapa ya menang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin, semoga ya mba, baca tulisan yg lain bagus2 juga.

      Hapus
  9. wuih blogging buat lomba. keren neh. saya pake pertamax cuman beberapa kali di awal bulan sj. kalo udah masuk pertengahan dan akhir bulan, pake premium aja. soalnya gak cukup duit buat isi bensin motor kalo pake pertamax saja. maklum pns golongan dua, hehehe. salam super, bu arin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pak Rusydi. Alhamdulillah, saya ada rejeki untuk beli pertamax.

      Hapus
  10. wah, selamat, mba arin. menang lagi :D

    BalasHapus
  11. Tulisan yang sungguh layak untuk menang, Mbak. Rinci, dan tetap asyik diikuti hingga akhir. Selamat yaaaa. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mak Kandi Alaika...senangnya didatangi mak kandi hehehe...makasih udah mampir

      Hapus
  12. wah, mb Arin keren ya, ga nyangka lho awalnya kalo tulisannya buat lomba pertamax, idenya itu lho....
    Salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal kembali. Nulis ttg parenting memang kesukaan saya, makanya langsung nangkep tema yg diminta pertamax

      Hapus
  13. Lengkap tulisannya.....keren, moga menang ya...

    BalasHapus
  14. selamat ya Mbk, bagus tulisannya, mantep juga hadiahnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mba Naqiyyah...Iya nih, event pertamax mantep banget, tiap bulan sepanjang tahun dan hadiahnya mantap

      Hapus
  15. Selamat ya Mbak... atas kemenangannya...
    Mantap deh.

    BalasHapus
  16. Wuiih.. masih inget cara menyusu? kereen :D
    dan setuju banget sama tulisan ini, baru kebuka wawasan soal hemat bkn berarti murah ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inget banget...karena saya tumbuh dengan kasih sayang orangtua yang utuh, penuh dan bahagia... ^_^

      Hapus
  17. Wow keren dan mengalir banget tulsannya. Selamat ya Mbak Arin !

    BalasHapus
  18. kerennn bunda,,,
    tulisan ini sangat menyentuh hati saya, dan mengajarkan saya agar lebih berhati2 jadi seorang ibu

    BalasHapus

Posting Komentar